23 May 2016

Muhammadiyah Didorong Gaungkan Gerakan Literasi

Yogyakartawww.ipm.or.id—Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Abdul Malik Fajar mengatakan, mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tekad bagi Negara Indonesia. Muhammadiyah, ujar dia, adalah salah satu organisasi Islam yang turut berperan dalam mencerdaskan bangsa lewat amal usaha pendidikannya.

“Sesungguhnya tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas kegiatan pendidikan,” ucap Malik Fajar dalam acara Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (23/5). Menurut dia, mencerdaskan kehidupan bangsa hingga saat ini, belum ada penyelesaian yang jelas. Mantan Menteri Pendidikan Nasional ini menuturkan, pendidikan sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Karena, terang dia, pendidikan menjadi investasi masa depan masyarakat Indonesia. Semangat itu pun, tambah Malik Fajar, telah digelorakan oleh Muhammadiyah sejak berdirinya pada 1912 yaitu mengutamakan pendidikan sebagai ajang dakwah. “Ahmad Dahlan berpesan agar Muhammadiyah jangan pernah lelah memajukan pendidikan,” katanya di acara yang dihadiri banyak tokoh-tokoh pembangunan bangsa itu.

Jasa Muhammadiyah yang paling menonjol, menurutnya, adalah mencerdaskan bangsa. Berdasarkan visi Muhammadiyah untuk Indonesia berkemajuan, lanjut Malik Fajar, fokus utama organisasi gerakan pembaharuan ini yakni pada pendidikan. Melalui pendidikan lah, katanya, Indonesia akan menjadi bangsa yang berdaya saing kuat. “Faktor lemahnya pendidikan Indonesia disebabkan lemahnya minat membaca di masyarakat,” tegas dia.

Menyoal itu, ia menyarankan, Muhammadiyah harus tetap teguh pada pendidikan, tidak hanya melalui dakwah lisan namun juga pada dakwah tulisan. “Indonesia realitanya masih rendah literasi,” tutur dia memberitahukan. Karena itu, menurut dia, Muhammadiyah perlu menggaungkan gerakan membaca di Indonesia. “Rendahnya literasi itu menyebabkan rendahnya kita berfikir kritis,” tegas mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Padahal Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, kata Malik Fajar, dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung. Ia berpendapat, Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan menjadi momentum yang baik.

Tak hanya itu, ia mendorong agar Muhammadiyah membuat sekolah membaca, terutama di lingkungan universitas. “Saya kira, abad kedua Muhammadiyah dan Aisyiyah memokuskan pada peningkatan budaya literasi,” ujarnya mengharapkan.

[www.muhammadiyah.or.id]