IPM.OR.ID, YOGYAKARTA - Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan Rabu, 26 April 2017 sebagai Hari Kesiapsiagan Bencana Nasional (HKBN).
Sejalan dengan komitmen Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan
Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Divisi Pengurangan Risiko Bencana dan
Kesiapsiagaan (PRBK) yakni turut serta dalam upaya pengurangan risiko bencana
melalui program Rumah Sakit dan Komunitas Aman Bencana serta Sekolah/ Madrasah
Aman Bencana. Maka MDMC PP Muhammadiyah menggandeng Majelis Pendidian Dasar dan
Menengah PP Muhammadiyah, PPIPM, dan Madrasah
Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta untuk merealisasikan komitmen
tersebut. Kegiatan ini
guna menyemarakkan HKBN 2017 dengan mengadakan apel atau
upacara secara bersamaan dan melakukan simulasi kebencanaan.
Upacara atau apel
pagi diawali dengan deklarasi pelajar turun tangan melalui sikap kesiapsiagaan
terhadap bencana yang diikuti oleh seluruh peserta upacara. Kemudian dilanjutkan pembacaan teks amanat Pembina Upacara. Sedangkan simulasi kebencanaan guna memberikan
pemahaman kepada siswa yang terlibat dalam simulasi terkait yang dapat dilakukan
ketika terjadi bencana.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (Ketum PP IPM), Velandani Prakoso mengatakan, “Penanganan terhadap
bencana menjadi tanggung jawab semua pihak. Oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab & juga berbagi peran untuk
meningkatkan kesiapan dalam menanggulangi bencana yang datang kapan pun. Kami dari
PP IPM memberikan apresiasi setinggi-tingginya kegiatan HKBN kemarin yang
bekerjasama dengan MDMC PP Muhammadiyah, PP IPM & beberapa organisasi
terkait.”
Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta merupakan sekolah yang melakukan upacara atau apel
sekaligus mengadakan simulasi kebencanaan berupa kebakaran gedung. Simulasi
kebakaran gedung diprakarsai oleh MDMC PP Muhammadiyah, PP IPM, Rumah Sakit
Pusat Kesejahteraan Umat (PKU) Kota Yogyakarta, PKU Bantul dan Korps Relawan
Muhammadiyah (KRM). Kebakaran diawali dengan kepulan asap yang berasal
dari salah satu ruang belajar. Kepulan asap tersebut semakin bertambah dan
muncul sumber api. Guru yang sedang mengajar, berusaha untuk memadamkan dengan
peralatan pemadam yang tersedia di ruang kelas. Sembari menunggu padam, guru
kelas kemudian menghubungi kepala sekolah untuk adanya pertolongan lanjutan.
Karena api sulit untuk padam dan menjalar ke seluruh ruangan, guru kelas
mengamankan murid ke lapangan basket sebagai bentuk evakuasi. Mendengar laporan
kebakaran, Kepala Sekolah kemudian menghubungi Pemadam Kebakaran dan Kepolisian
untuk mengamankan sekaligus memberi evakuasi pemadaman.
Tujuan diadakannya simulasi ini agar terwujudnya generasi sadar
terhadap kelestarian lingkungan yang merupakan bagian dari semangat berkemajuan
ala Muhammadiyah. Sadar bahwa lestarinya lingkungan di masa kini akan
berpengaruh pada keberlangsungan hidup di masa depan adalah pandangan yang
melampaui zaman.
“Bagi pelajar sangatlah penting membangun
kepekaan akan kondisi lingkungan di sektitarnya, agar sadar serta waspada
terhadap segala kemungkinan yang terjadi dalam setiap bencana,” ungkap Velandani.
Dan juga simulasi
kebencanaan yang melibatkan seluruh warga sekolah ini guna menunjukkan
kesiapsiagaan terhadap bencana. Hal tersebut sesuai dengan misi Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) yaitu mewujdkan keselamatan sehingga memperkecil
risiko dari bencana yang terjadi. (nab/aul)
