Senin, 28 Mei 2016 - Pukul 21.45 di Rumah Dunia, Serang, Banten.
Setelah Gol A Gong memaparkan kisah
pendirian Rumah Dunia, beliau meneruskan dengan menjawab pertanyaan dari salah
seorang peserta tentang tips menulis ala Gol A Gong. Diawali dengan pemaparan 3
hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang jika berlebihan. 3 hal tersebut
yakni, harta, lawan jenis, dan tahta. Gol A Gong juga menyelipkan pesan jangan
pernah membunuh ide seseorang. Sebagai contoh, dalam sebuah grup diskusi,
ketika ada seseorang yang mengusulkan sebuah ide, jangan langsung ditolak
mentah-mentah. Alangkah lebih baiknya jika mendiskusikannya lebih lanjut.
Dilanjutkan dengan penjelasan kriteria ide
yang keren menurut Gol A Gong. Ada 3 kriteria ide, yang pertama yakni sesuatu
yang baru, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Yang kedua, ide yang gila.
Ide yang sama sekali tidak disangka dan mengejutkan. Dan kriteria terakhir,
yakni ide yang unik.
Dan akhirnya sampailah
pada penjelasan Gol A Gong tentang tips menulis. Beliau membaginya ke dalam 3
tahap yaitu pre-writing, writing, dan
revisi. Untuk tahap pre-writing,
lebih ditekankan pada riset atau yang biasa disebut penelitian, meliputi riset
lapangan yang itu artinya terjun ke medan yang menjadi latar cerita untuk
melihat langsung suasananya agar memudahkan dalam penulisan, maupun riset
pustaka yang bisa didapat dari buku-buku atau sumber-sumber terkait. Biasanya
orang memilih riset pustaka karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk
melihat langsung kondisi latar cerita.
Gol A Gong juga
menekankan betapa pentingnya membaca karena dalam QS. Al ‘Alaq ayat 1-5 Allah
dengan tegas telah memerintahkan manusia untuk membaca. Diulang hingga dua kali
dalam ayat 3 menunjukkan betapa pentingnya membaca, menunjukkan betapa tegasnya
perintah dari Allah tersebut. Tambahan dari Gol A Gong, orang yang gemar
membaca pasti bisa menulis. Jika tidak bisa, maka orang yang membaca tersebut
tidak benar-benar memahami hakekat membaca atau tidak mengerti bagaimana
caranya untuk menulis.
Terakhir, Gol A
Gong berpesan bagi para peserta yang ingin menjadi penulis, maka belilah
buku-buku penulis favorit, pelajari alurnya, dan tirulah gaya menulisnya. Beliau menutup diskusi malam itu dengan berpesan
bahwa menulis adalah pelajaran intelektual yang melibatkan pengetahuan dan
wawasan yang luas dari penulisnya.